LM Rajab Jinik Ingatkan Masyarakat Kota Kendari Agar Tak Terpengaruh dengan Modernisasi
KENDARI, BULETINSULTRA.COM – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari terus mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) agar tidak terpengaruh dengan moderninasi dan budaya buruk dari luar yang masuk ke Indonesia tak terkecuali Kota Kendari.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Kendari LM Rajab Jinik D, S.Sos., M.Hum. saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon Kamis 30 Mei 2024.
Menurut Rajab Jinik, Pengaruh budaya luar yang masuk melalui moderninasi cukup membawa pengaruh buruk khususnya dalam rangka mempertahankan dan melestarikan budaya lokal sulawesi tenggara khususnya Kota Kendari yang merupakan daerah multi etnis seperti tarian, bahasa daerah dan lain-lain.
Rajab juga menambahkan, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentu tidak bisa dihindari oleh masyarakat Kota Kendari namun hal yang terpenting adalah bagaimana menyelaraskan antara budaya dan juga kondisi sosial masyarakat yang ada di Kota Kendari.
“Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentu tidak bisa kita hindari namun yang terpenting bahwa kita mampu menyelaraskan dengan budaya dan juga kondisi sosial masyarakat kita di Kota Kendari dan jangan sampai kita terpengaruh dan bablas,” kata Rajab Jinik.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini juga berpesan agar masyarakat tidak boleh terbawa dengan modernisasi sehingga harus melupakan identitas budaya lokal Sulawesi Tenggara.
Menurutnya, Kota Kendari merupakan Kota yang sangat kaya terhadap adat dan budaya baik itu dari segi bahasa, suku, budaya dan lain-lain sehingga hal tersebut menjadikan Kota Kendari menjadi unik dan lebih dikenal dan hal tersebut juga menjadi pembeda antara Kota Kendari dan daerah lain yang ada di Indonesia.
“Artinya kita tidak boleh terbawa dengan modernisasi sehingga kita melupakan identitas kita sebagai masyarakat Kota Kendari yang sangat kaya akan berbagai suku, budaya dan juga bahasa. karena hal tersebutlah yang menjadi kebanggan kita semua masyarakat Kota Kendari”, ucap Rajab Jinik.
Kendati demikian, Rajab kembali menegaskan, seluruh budaya, bahasa dan juga sukuk menjadikan perbedaan masyarakat Kota Kendari dengan daerah lain sehingga Kota Kendari bisa menjadi Kota yang lebih penuh warna dikarenakan keberagaman dan juga perbedaan namun tetap bisa hidup berdampingan dan damai satu sama lain.
“Kita punya tarian linda dari suku muna dan masyarakat muna yang bermukim di Kota Kendari juga masih tetap mempertahankan adat katoba, kalau suku tolaki kita punya tarian Mondotambe juga lagi daerah seperti wulele sanggula, sedangkan buton ada tari kalambe sedangkan untuk suku moronene adalah tari momaani dan tradisi perkawinan khas suku moronene dan juga upacara adat haroa dan masih banyak lagi,”
“Seluruh budaya, bahasa dan juga suku menjadikan perbedaan masyarakat kendari dan juga daerah lain sehingga hal tersebut menjadi tugas semua orang untuk menjaga dan terus melestarikan dan mempertahankan namun dan juga tidak malu untuk mengakui identitas kita sehingga seluruh adat budaya kita di sultra bisa tetap terjaga,” tutup pria kelahiran kabupaten muna ini. (ADV/AT).